FF – A RICH MAN (3S) Part.1/3

ff-TheRichMan-YoonwonHyohyuk

A RICH MAN

( A Short Love Story Between a Couple YoonWon and HyoHyuk )

 

Title : A Rich Man

Type : ( 3S ) Three Shoot

Author : Ulanchoi Hyoyoon / Twitter : @Lovelyulan

Genre : Romance, Sad, Drama, Comedy

Ratting : PG – 17

Main Cast :

  • Choi Siwon SUJU
  • Im YoonA SNSD
  • Kim Hyoyeon SNSD
  • Lee Hyuk Jae ( Eunhyuk) SUJU

Other Cast

  • Kim Kibum (Key) SHINee
  • Tiffany Hwang SNSD
  • Kim Ryeowook SUJU
  • Choi Sooyoung SNSD

Finally akhirnya aku bisa menulis ulang ff ini dalam waktu sehari, hiks.. harena File yang hilang karena kena Back-up data dilaptop, karena lupa save di flasdisk 😥 setelah mencoba mengingat jalan cerita yang sudah aku tulis akhirnya jadi juga sebelum bulan puasa sesuai rencana!! Yeah!! Selamat menikmati My Royal Reader!! Dan saya tunggu komentar tentang FF ini… sekrang karena jadwal UAS lagi free saya sempatkan nulis lanjutan The Good Person part.7 dan A rich Man Part 2-nya!! Semoga lancar-lancar aja tanpa kemalasan menulis dan berpikir menghambat.. 🙂 Annyeong!!

~**~ A RICH MAN ~**~

 

 

Pintu kamar Siwon dibuka oleh segerombolan pelayan yang masuk kedalam kamarnya membawakan pakaian formal jas berwarna hitam dengan kemeja bewarna putih, pelayan yang satunya lagi membawakan Sepatu fantopel hitam yang terlihat mengkilat dan mahal. Siwon keluar dari kamar mandinya mengenakan baju handuk bewarna putih, rambutnya yang basah jatuh menutupi wajahnya.

Tak lama kemudian seorang pelayan lagi datang masuk kekamarnya membawakan senampan sarapan pagi untuk di nikmati Siwon.

“Letakan pakaian itu dikasurku, sepatu dibawah kasur lalu sarapannya letakan dimeja depan televisi, dan tolong sekalian nyalakan televisinya, carikan tontonan terbaik untuk ku lihat pagi ini.” Perintah Siwon dengan gaya santai tapi Angkuh.

“Baik Tuan Muda…” ucap ketiga pelayan itu kompak dan langsung menjalankan apa yang diperintahkan oleh Siwon baru saja.

“Apa ada yang bisa kami bantu lagi tuan?” tanya salah satu pelayan tersebut.

Siwon sibuk menggosok-gosokkan rambutnya dengan sebuah handuk kecil. “Tidak, kalian boleh pergi sekarang.”

“Baik tuan muda..” jawab mereka kompak lagi dan berjalan menuju pintu kamar.

“Ouh.. Tunggu dulu!” Seru Siwon, dia membuang handuk kecil itu sembarang tempat. “Bilang kepada Pak Kang hari ini aku tidak membutuhkannya, aku ingin pergi ke kantor sendiri, dan suruh dia check semua keadaan mobil yang akan ku pakai.”

“Baik Tuan, akan segara kami sampaikan.” Ucap pelayan itu lalu keluar dari kamar Siwon dan menutup pintu kamar Siwon.

Siwon berjalan menuju Sofa depan TiVi, Dia menjatuhkan dirinya keatas Sofa bersadar pada Sofa tersebut dengan nyaman. Siwon menatap acara tivi yang sedang menampilkan berita tentang dirinya, keluarganya dan perusahaannya. Sambil fokus mendengarkan ucapan si pembaca berita Siwon menikmati susu vanilanya dan juga roti bakarnya sebagai sarapan paginya.

“Gidae Groups dengan asset paling berpengaruh di Korea Selatan dan ke tiga terbesar  di Seoul, selama lima belas tahun membangun negeri dengan menciptakan Hotel bintang lima, Shopping Center, Restorant dan Club dititik kota metropolitan di Korea Seltan seperti, Gangnam-Seoul, Busan dan Gwangju. Karena sudah menuanya usia kepala Direktur utama Gidae Group Choi Sang Joo dikabarkan dia akan menurunkan tahtahnya kepada Putra satu-satunya yang bernama Choi Siwon, lelaki kelulusan universitas Harvad Amerika. Dapatkah Putra direktur utama tersebut menangani usaha besar yang berjalan cukup baik? kita masih…”

~biiipp..~~

Siwon mematikan Televisinya. Dia membuang remotenya begitu saja di sofa. Siwon bangun dari Sofa dia mengambil kemejanya, dia melepas handuknya dan memakai kemeja putih tersebut beserta celana bewarna hitam.

“Choi Siwon CEO of Gidae Groups!! Kesan yang bagus, dan tahu apa mereka dengan rencanaku? Mereka hanya dapat memprediksi, tapi yang menjalankan kenyataan ini adalah aku, aku Choi Siwon! Putra kesayangan, putra satu-satunya Choi Sang Joo.” Ucap Siwon mulai membanggakan dirinya sendiri.

Setelah memakai Sepatu, Siwon memeleskan wajahnya pelembab wajah, lalu menyemprotkan tubuhnya dengan Parfume kelas dunia, dengan gerak cepat dan berputar Siwon memakai jas hitamnya.  Dia berdiri didepan cermin besar dia manatap pantulan dirinya sendiri didalam cermin. Bibirnya terangkat seperti tersenyum.

“Sempurna, kau terlalu sempurna Choi Siwon..”

Setelah mengambil tas kerjanya dia berjalan membuka pintu kamar. Pelayan rumahnya langsung berdiri berjajar rapi membungkukkan badan memberi salam hormat padanya. Siwon terus berjalan melawati pelayan-pelayannya itu menuju mobilnya yang sudah disiapkan sejak tadi tepat didepan pintu rumahnya.

Pak kang memberikan sebuah konci mobil padanya, Siwon langsung menerimanya dan berjalan masuk kedalam mobilnya. Dia memakai kaca mata hitamnya, lalu menyalakan mesin mobil, dengan sekali injakan gas mobil itu berjalan dengan mulus keluar dari pekarangan rumahnya yang sangat besar dan mewah.

Ya dia adalah Choi Siwon seorang lelaki kaya. Dengan segala sikapnya yang sempurna dan Arogan.

~***~

Praangg…!!!

Sebuah Panci dilemparkan kelantai oleh Seorang lelaki yang penampilannya sangat berantakan. Lelaki itu juga memaki-maki seorang wanita yang sedang memeluk seorang anak berusia tujuh tahun yang terus saja menangis.

Yoona yang baru pulang dari pasar ingin masuk kedalam rumah menghentikan langkahnya ketika mendengar suara ayah dan ibunya terus berteriak dan saling memaki satu sama lain, dan juga suara tangisan adik kecilnya yang hampir membuat gendang telinganya pecah. Yoona meramas tangannya, ia berusah untuk menahan emosinya. Matanya sudah berkaca-kaca. Kejadian seperti ini sudah terlalu sering terjadi, dan dia sudah nampak muak dengan semua ini.

“Kau Suami yang tidak becus!! Aku sudah bilang aku ingin becerai denganmu! Aku sudah tidak sanggup hidup denganmu!!” teriak Ibu Yoona masih memeluk Yoo Geum adik lelaki Yoona.

“Apa kau bilang? Kau bilang apa?!” Hardik ayah Yoona sambil menedangi istrinya.

Ibu Yoona menangis meraung-raung. “Apa salahku hingga aku mempunyai suami sepertimu??”

“Salahnya kau tidak pernah mau menuruti keingananku sejak awal!!” teriak Ayah Yoona.

“Kau selalu saja berjudi dan mabuk, apa yang harus ke ikuti dari ucapan orang seperti kau?” tanya Ibu Yoona terlihat lelah.

“Tapi jika kau berikan surat rumah ini padaku! Aku akan menjamin kita akan hidup bahagia! Yeobo!!”

Rupanya ayah Yoona, memarahi ibu Yoona karena ibu Yoona tidak mau memberikan surat tahan rumah satu-satunya harta beharga yang ia miliki saat ini. Ayah Yoona berniat menjadikan surat rumah itu sebagai modal untuk bermain casino dengan rekannya seperti biasa. Tentu saja ibu Yoona tidak bisa memberikan itu dengan mudah karena selama ini ayah Yoona selalu kalah dan hanya menyusahkan dirnya dan anaknya yang sudah tidak punya apa-apa lagi.

“Tidak..tidak akan!!”

“Bajingan!!” Ayah Yoona mangangkat bangku kayu didekatnya dan siap melemparkan bangku tersebut ke Istrinya.

“Aboji!! Hentikan!!” Teriak Yoona akhirnya menengahi pertengkaran orang tuanya.

“Anak bangsat ini! Rupanya kau baru pulang!! Apa kau bawa uang?” Ayahnya meletakan bangku itu lagi dan berjalan mendekati Yoona.

“Jangan sakiti anakku!!” teriak Ibu Yoona sambil menangis.

Yoona sebenarnya takut dengan ayahnya itu tapi ia  berusaha bersikap tenang dalam menghadapi situasi seperti ini.

Yoona membuka tasnya ia mengeluarkan Amlop putih dalam tasnya, “Ini gaji kerjaku bulan ini. Komohon Aboji tidak melukai ibu dan Yoo Geum lagi. Dan aboji cepetlah sadar.”

Ayahnya tertawa miris lalu dia menatap tajam anak pertamanya itu.”Kau tahu apa bocah tengik?” tangan Ayah Yoona menarik rambut Yoona dengan erat. Ranjang belanjaan yang dibawa Yoona terlepas dari tangannya.

Yoona mencoba menahan rasa sakit serta air matanya.

Ayahnya mengambil amplop putih yang dipegang Yoona. “Kau ingin membahagiakan orang tuamu? Jualah tubuhmu pada temenku dia sangat kaya!” ucap Ayahnya.

“Keluar kau!! keluar!!!” teriak Ibu Yoona emosi sambil mengambil sapu dan diacungkan gagangnya ke wajah suaminya.

“Iya-iyaa aku akan keluar, dan lain kali aku akan mengambil surat tanah serta menjual Yoona. Kita akan hidup bahagia bodoh!!” ucap Ayahnya dengan seenak hatinya. Ia melepaskan tangannya dari rambut Yoona, dan menjatuhkan tubuh  Yoona kelantai begitu saja. lalu ia berjalan keluar dan membanting pintu rumah tersebut.

Ibu Yoona langsung menghampiri Yoona. “Kau baik-baik saja nak?” tanya ibunya khawatir.

Yoona memanggutkan kepalanya, “Iya ibu..” jawab Yoona sambil memaksakan senyum diwajah sedihnya. “Ibu bibirmu berdarah.. tunggu sebentar ya aku akan ambilkan obat merah,” Yoona bangun dari duduknya dan berjalan mengambil kotak obat.

Yoona membersihkan bekas darah disudut bibir ibunya karena ditampar oleh suaminya. Dengan perlahan Yoona membasuhnya dengan kapas yang dicairi alcohol. Lalu Yoona juga mengoleskan obat merah pada luka memar tersebut. Yoo Geum adik Yoona terus berdiri disamping Yoona dan memegangi tas Yoona dengan sangat erat.

“Maafkan ibu Yoona. Seharusnya di usia kau yang sudah duapuluh empat tahun ini, sudah sepantasnya kau menemukan kebahagiaan, tapi kau malah harus hidup susah mengurusi kami.” Ucap Sang Ibu sambil membelai pipi Yoona.

“Tidak,, aku merasa tidak disusahkan.. aku bersyukur karena aku terlahir sebagai anak kalian.. bukankah hidup memang kejam?”

“Ya.. Tuhan berikanlah anak ku ini kehidupan yang bahagia, dia sudah banyak menderita.. dia anak yang sangat baik, jangan biarkan dia terluka, biarkan aku saja yang terluka seperti ini.” Tangis ibu Yoona juga seraya berdoa.

Yoona memeluk ibunya. “Aku sayang ibu.. aku akan selalu bersama ibu dan Yoo Geum Aku akan bahagia..” Dan dia ikut menangis bersama. Karena melihat ibu dan kakaknya menangis sambil berpelukan, Yoo Geum jadi ikutan menangis dan memeluk Yoona sangat erat.

~***~

Eunhyuk menyerngitkan matanya dari sinar matahari pagi yang masuk melalui celah-celah jendela kamar. Tubuhnya yang tanpa pakaian tertutupi oleh selimut tebal. Disebelahnya ada seorang wanita pengibur yang telah menghabiskan malam bersama Eunhyuk. Wanita itu masih tanpa berpakaian juga dia juga menutupi tubuhnya dengan selimut. Wanita itu tersenyum sambil menatap Eunhyuk yang mengerjapkan matanya seakan enggan untuk bangun dari tidurnya.

“Oppa..” panggil wanita itu dengan suara manja.

“Ah.. bisa kau diam!” ketus Eunhyuk lalu menutup telinganya dengan bantal.

“Oppa!! Ini sudah pagi bangun!!” wanita itu malah berteriak sekarang.

Eunhyuk menjadi begitu geram! Tanpa aba-aba dia bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk, wajahnya kesal menatap wanita disebelahnya. Wanita itu tadinya nampak takut tapi dia berusaha untuk menggoda Eunhyuk lagi.

“Oppa.. apakah semalam kau senang? Hemm aku menyukaimu oppa, aku ingin menjadi milikmu seutuhnya oppa.” Ucap wanita itu sambil membelai-belai dada Eunhyuk.

Eunhyuk mengangkat sudut bibirnya, senyumnya nampak mengejek. Dengan kasar dia meraih tangan wanita itu dan menghempaskannya. “Jangan kau bicara omong kosong! Cepat bangun dari mimpi indahmu dan pergilah!  Kembalilah kedunia nyatamu!” kata Eunhyuk dengan nada marah sambil menatap wanita itu.

Mata wanita itu berkaca-kaca ia seperti tidak menyangka akan menerima ucapan yang sangat menyakitkan dari Eunhyuk, padahal semalam mereka telah melakukan hal-hal yang menyenangkan, jadi wajar jika wanita itu membangun harapan untuk dirinya menjadi milik Eunhyuk, tapi nyatanya dia hanya dipandang sebelah mata, Eunhyuk hanya membutuhkannya untuk bersenang-senang saja, tidak lebih.

Wanita itu menarik selimutnya dengan kesal, lalu mengambil pakaiannya yang berserakan dilantai, dia berjalan masuk kekamar mandi.

Eunhyuk menyacak-ngacak rambutnya frustasi. Dia mengambil ponselnya melihat ada pesan masuk dari sekretarisnya yang mengabarkannya bahwa hari ini akan ada rapat keluarga tentang masalah perusahaan. Eunhyuk membuang ponselnya dikasur. Dia rasanya masih ingin tidur.

Wanita itu keluar lagi dari kamar mandi sudah berpakaian lengkap dia memandang Eunhyuk dengan tatapan jijik. Eunhyuk yang sadar ditatap seperti itu malah balas menatap wanita itu dengan tatapan jijik dan kesal. Eunhyuk bangun dari kasurnya masih berkelanjang dada hanya memakai celana bosxer hitam.

“Berani sekali kau menatap ku seperti itu?” tanya Eunhyuk sambil mendesak wanita itu kedinding.

Wanita itu jadi ketakukan. Eunhyuk sungguh-sungguh terlihat sangar, dia merasa kalau Eunhyuk akan memakannya hidup-hidup.

“Keluar kau!! Dan jangan pernah munculkan mukamu dihadapanku! Jika kau berani maka kau tidak akan hidup tenang seumur hidup!” ancam Eunhyuk terlihat serius. Lalu ia menaruh uang diatas meja disampingnya.

“Ba..baiikk..bai..ik aku.. meng..menge…mengerti.” ucap Wanita itu terbata-bata.

Eunhyuk menjauhkan dirinya dari wanita tersebut. Dengan gerakan cepat wanita itu mengambil uangnya diatas meja dan berlari keluar dari kamar hotel. Sebelum Eunhyuk berubah pikiran.

“Dasar wanita! Semuanya sama saja, yang mereka pikirkan hanya uang-uang dan uang! Aku bisa mendapatkan semua wanita yang ku mau karena uangku. Semudah itu hidupku.” Ucap Eunhyuk dengan bangga hati.

Dia mengambil ponselnya lagi dari atas ranjang, Eunhyuk menekan nomor seseorang dia nampak kesal karena telepon tersebut lama tersambung. Setelah terdengar ada suara yang menyapa Eunhyuk langsung bicara tanpa henti.

“Pak Lee!! Tolong suruh pelayan hotel siapkan sarapan untukku, pakaian kerjaku, mobilku sekarang juga, dan semuanya harus sudah siap dalam waktu tigapuluh menit! Aku akan kekantor hari ini!”

Eunhyuk menutup teleponnya dan meletakan diatas meja. Dia berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

~***~

Hyoyeon menarik-narik keranjang besar yang berisikan ikan-ikan segar. Hyoyeon mengelap keringat yang menetes dikeningnya dengan punggung tangannya. Ia tersenyum pada setiap orang yang menyapanya.

Ia sudah sangat terkenal dipasar pinggir laut ini karena sikapnya yang ramah dan juga pemberani melawan preman-preman pasar, ayahnya juga seorang nelayan dan ibunya seorang penjual sup ikan, tugas ia bersama dengan adiknya Kim Kibum (Key) adalah tentu membawa-bawa ikan-ikan segar sebagian ikan hasil tangkapan ayahnya yang tidak terjual lalu akan di oleh di rumah makan sederhana milik keluarga mereka.

Key menghentikan menarik keranjang berisikan ikan. Dia berjongkok dan menatap punggung kakaknya yang masih semangat menarik keranjang ikan tersebut. “Nuna..aku lelah sekali!” keluh Key.

Hyoyeon menghentikan langkahnya juga, ia menoleh kebelakang, wajah Key sudah cemberut. “Kalau kau malas-malasan seperti ini, kita tidak bisa melunasi hutang key!”teriak Hyoyeon menasehati adiknya.

“Tapi aku benar-benar lelah, biarkan aku istirahat sebentar, kaki dan tanganku rasanya ingin copot.”

Hyoyeon menghembuskan nafas. Lalu ia berjalan menghampiri adiknya. Wajah Key sudah ketakutan, takut ia akan dipukul oleh kakaknya. Tapi ternyata Hyoyeon malah mengelus kepalanya, dan tanpa berbicara Hyoyeon memegang tali keranjang ikan itu lalu menariknya.

Key terdiam menatap kakaknya.kakaknya tidak memukul kepalanya? Ia melihat Hyoyeon menumpukkan keranjang ikan miliknya dengan milik key jadi satu lalu mengikatnya dengan erat. Setelah itu Hyoyeon menoleh kepada Key lagi.

“Setelah istirahatmu cukup cepatlah ke kedai, bantu eomma!” teriak Hyoyeon mengingatkan Key bahwa tugas mereka belum selesai.

Hyoyeon menarik lagi keranjang itu, kini bebannya bertambah berat, dengan susah payah dia terus menarik keranjang itu. agar cepat sampai ke kedai keluarga mereka.

“Eomma!!” seru Hyoyeon, memanggil ibunya.

“Oh, kau sudah pulang?” terdengar suara ibunya tapi wujudnya tak terlihat.

Hyoyeon melongokkan kepalanya kedalam kedai, ternyata ibunya sibuk melayani pembeli.

“Aku akan kebelakang membersihkan ikan-ikan ini. Setelah itu baru membantu.” Teriak Hyoyeon lagi agar ibunya dengar.

“Ne..!!” sahut ibunya.

Hyoyeon tersenyum, dia menarik lagi keranjang ikan tersebut membawanya kebelakang Kedai atau lebih tepatnya kehalaman rumahnya. Karena membuka usaha maka meraka mebelah rumah mereka yang kecil itu menjadi dua.

Hyoyeon menyalakan keran, mengisi bak air yang kosong. Lalu memasukan ikan-ikan dari dalam ranjang itu kebak.

“Sini biar aku saja!”

Hyoyeon mengangkat wajahnya ia tersenyum, Key sudah pulang.

“Cepat bangun, ini biar aku yang mengerjakan kau bantu melayani sama eomma saja.” ucap Key ketus. Tapi dia tulus.

Hyoyeon akhirnya bangun, dengan cepat key menggantikan posisinya untuk membersihkan ikan-ikan tersebut dari sisiknya, dan karang-karang yang menempel.

“Mianhae… kau jadi sulit seperti ini. Seharusnya kau bersekolah bukannya malah seperti ini.” Ucap Hyoyeon sambil memandang sedih adiknya.

Key terdiam sambil menatap ikan yang ada ditangannya. “Apakah nuna tidak lelah terus meminta maaf padaku?nuna hanya kakakku bukan orang tuaku, jadi tidak usah selalu menyalakan diri nuna sendiri. Aku baik-baik saja. lagi pula selama ini nuna sudah bekerja terlalu keras!” ucap Key penuh emosi.

“Aku ini nunamu, dan kau dongsaeng-ku satu-satunya.. aku hanya ingin kau bisa meraih cita-citamu. Tapi karena kau tidak sekolah bagaimana kau bisa menjadi suskes?”

Key menceburkan kembali ikan yang tadi sudah ia bersihkan bercampur dengan ikan-ikan yang masih kotor. Dia menatap kakaknya dengan serius. Sebenarnya Key sudah bosan mendengar kakaknya selalu menyalakan diri sendiri karena nasib keluarga meraka yang miskin.

“Nuna! Aku bilang aku baik-baik saja. bagaimana aku akan egois dengan cita-citaku sedangkan Nuna yang banting tulang untuk segala hal. Aku tidak masalah hidup miskin! Asalkan ada Nuna disampingku!” ucap Key penuh perasaan.

Hyoyeon tersenyum getir. Tetap saja dia merasa berkewajiban untuk membenarkan keuangan keluarganya karena dia anak pertama. Tapi sampai sekarang dia masih tidak tahu bagaimana caranya karena tinggal disini yang dapat ia lakukan ya hanya ia kerja seperti kuli dan membantu orang tuanya dengan tulus. Hanya itu.

~***~

Siwon menghentikan audinya didepan gedung kantor tempatnya bekerja, tak lama sebuah mobil sport Ferarri bewarna merah berhenti disamping mobil Siwon juga. mereka keluar bersamaan dari dalam mobil. Seorang dua orang Vailet langsung menghampiri mereka dan dengan sikap angkuh baik Siwon maupun Eunhyuk yang berambut coklat memakai kacamata hitam itu melemparkan konci mobil mereka kepada masing-masing Vailet untuk diparkirkan mobilnya.

Siwon dan Eunhyuk kini berdiri berhadapan, mereka saling tatap menatap. Lalu tersungging senyum lebar.

“Ya!! Jangan tersenyum! senyummu sangat jelek bodoh!” canda Siwon pada sepupunya itu.

“Jinja? Kau pikir kau orang tertampan sekorea?” balas Eunhyuk sambil belagak memuntahkan makanan dari mulutnya.

Siwon berjalan menghampiri Eunhyuk dan merangkul bahu sepupunya itu,atau lebih tepatnya mencekik leher Euhyuk. Eunhyuk balas merangkul bahu Siwon dengan susah payah karena SIwon lebih tinggi darinya, dan mereka berjalan bersama masuk kedalam kantor. Semua security dan recepsionist membungkukan badan mereka dengan rendah memberI salam hormat kepada dua orang yang cukup penting diperusahaan ini.

Siwon dan Eunhyuk ditempatkan orang tua mereka untuk mengurusi kantor cabang yang berada di Gangnam, Gidae Group adalah hasil kerja sama adik kaka yang sukses yaitu ayah Siwon dan Ayah Eunhyuk. Maka karena mereka sudah semakin meranjak dewasa dan menuanya ayah mereka maka akhir-akhir ini selalu digosipkan kalau mereka berdualah yang akan mengurusi kantor pusat beserta cabang-cabangnya dan yang menerima hasil juga mereka. Tinggal dibagi rata saja.

Tapi sebenarnya mereka sekarang posisinya Siwon hanya sebagai manager Marketing bukan direktur dan Eunhyuk adalah menager bagian Humas. Direktur mereka malah orang lain bukan dari keluarga mereka.

“Apa yang kau pikirkan tentang pertemuan rapat kali ini?” tanya Eunhyuk sambil mengeluarkan permen karet dari saku celananya. Membukanya dan mengunyahnya.

“Yang aku pikirkan? Tentu saja gedung besar ini akan jatuh ketanganku!” jawab Siwon dengan percaya dirinya.

Eunhyuk menyeringai meremehkan ucapan Siwon. “Kau tidak memandangku? Bisa saja gedung ini malah jadi milikku!”

“Hahaha..!! mari kita berjuang memperebutkan ini!” ucap Siwon balas memandang Eunhyuk dengan tatapan meremehkan. Lalu mereka berjabat tangan dan tersenyum satu sama lain.

Pintu elevator didepan mereka terbuka. Mereka masuk bersamaan kedalam. Eunhyuk menawarkan permen karet ke Siwon, tapi Siwon menolaknya.

“Bagaimana wanita semalam apa memuaskan?” tanya Siwon.

Wajah Eunhyuk jadi berubah malas. “Sama saja seperti yang sudah-sudah. Tidak ada istimewahnya.” Jawab Eunhyuk enggan. “Kau sendiri kenapa kau tidak membawa wanita yang semalam pulang?”

Siwon menggelengkan kepalanya sambil tersenyum geli. “Aku sedang malas bermain-main dengan mereka. Mereka memang sama saja dan tidak ada apa-apanya, yang mereka butuhkan hanya uang-uang dan uang!” keluh Siwon.

Eunhyuk tersenyum sinis. “Itulah hidup!” desis Eunhyuk.

“Walaupun setampan apapun wajahku tetap saja yang mereka lihat adalah uangku!” keluh Siwon lagi. “Kecantikan mereka dapat aku beli dengan uang.”

Eunhyuk memanggutkan kepalanya dia sependapat dengan ucapan sepupunya itu.” Kau benar, memang itulah faktanya. Kita adalah lelaki kaya, bagi mereka adalah makanan yang enak.”

“Apa kau pernah berpikiran ada cinta yang benar-benar tulus?” tanya Siwon tiba-tiba.

Eunhyuk menatap Siwon dengan pandangan serius. Kenapa  dia menanyakan hal itu tiba-tiba? “Tidak..kurasa semua cinta penuh syarat.”

Siwon tersenyum kecil. “Kau benar.”

Lalu pintu elevator terbuka. Dengan sikap tegas dan maskulin mereka berjalan keluar, mereka segera menuju ruang rapat yang akan berlangsung hari ini. Sepanjang perjalanan menuju ruang rapat pelayan-pelayan hotel berbaris memberikan salam hormat kepada mereka berdua. Dengan berjalan tegak, pandangan lurus kedepan semakin mencerminkan keangguhan kedua lelaki kayaraya ini.

~***~

Yoona melepas sarung tangannya, dia tersenyum melihat punggung temannya yang sedang duduk diruang istirahat. dengan perlahan Yoona menghampiri temannya itu.

“Ya! Hyoyeon!” Yoona menepuk bahu Hyoyeon mengejutkannya.

“Akh…” rintih Hyoyeon.

Muka Yoona langsung berubah cemas. Dia memutar tubuhnya mengahadap kehadapan Hyoyeon yang merintih sambil memegangi punggungnya. “Wae? Gwanchanayo?” tanya Yoona khawatir. Dia takut telah berbuat salah pada Hyoyeon.

“Aku tidak apa-apa, hanya saja punggungku sedang sakit…”

“kau sudah meminup obat? Apa kau tidak menempelkan plaster mints dipunggungmu?” tanya Yoona.

“Anio, ini hanya sedikit, sebentar lagi juga sembuh.” Jawab Hyoyeon. Sambil memberikan senyuman yang menyakinkan.

Hyoyeon memperhatikan wajah temannya yang berdiri dihapannya. “kenapa luka memar diwajahmu tidak hilang juga? apa abojimu masih selalu memukulimu?” tanya Hyoyeon.

Yoona tersenyum kecil. “Itu tanda ia sayang padaku.” Jawab Yoona lalu ikutan duduk disamping Hyoyeon.

Hyoyeon ikut tersenyum mendengar perkataan Yoona. “Mana ada menunjukan kasih sayang melalui pukulan? Kau ini..” keluh Hyoyeon.

“Memang tidak ada sih, tapi hanya abojiku yang seperti itu..kau juga sering memukul Key hehhe.”

Hyoyeon terdiam tidak menyahuti ucapan Yoona lagi, ucapan itu bagi Hyoyeon hanya untuk menghibur diri sendiri, Hyoyeon tahu betul bagaimana perasaan Yoona sebenarnya. Ia terluka, ia sedih tapi dia memang tetap tidak bisa melakukan apapun. Sama percis dengan dirinya yang setiap hari menguras tenaga demi kelancaran hidup keluarganya yang miskin.

“Yoon, apa kau pernah berpikir suatu saat hidup kita akan berubah?” tanya Hyoyeon dengan tatapan kesong menatap sepatu butut yang ia pakai.

Yoona menatap temannya, kenapa Hyoyeon tiba-tiba bertanya seperti itu? aneh sekali. “pernah, tapi aku tidak tahu bagaiman cara merubahnya.”

Hyoyeon tersenyum miris. “Kau benar. Kita sama-sama tidak tahu bagaimana cara merubah nasib hidup kita ini.”

Yoona menadahkan kepalanya menatap langit-langit tempat istirahatnya. “kadang aku berpikir kita seharusnya tidak disini, kita harus keluar dari tempat kecil ini, kita harus mencoba mencari suasana baru.”

Hyoyeon mengangkat wajahnya menatap Yoona. “Keluar dari sini, mencari suasana baru? Maksudmu?”

“Kita mencari uang dikota besar seperti misalnya Seoul atau Incheon.” Jawab Yoona.

Hyoyeon tersenyum. “Kau benar-kau benar!! Itu solusi yang tepat!!” seru Hyoyeon seperti baru saja menemukan harta karun di bawah tanah

“Hem,, andaikan kisah si Cinderella itu benar-benar bisa menjadi nyata?seorang pangeran yang bisa merubah nabis kita yang menyeramkan.” Ucap Yoona lagi.

Hyoyeon tersenyum mendengarnya dia juga berharap demikian. Itu menggiurkan sekali. Tapi apakah itu benar-benar berlaku dikehidupan nyata? Bukankah itu hanya dongeng manis pengantar tidur?.

“Ya!! Mau sampai kapan kalian terus istirahat dan bermimpi? pom bensin ini bukan milikmu cepat kembali bekerja!!” seru salah satu rekan kerjanya yang tidak senang melihat Yoona dan Hyoyeon beristirahat sambil berbincang-bincang.

“Ne!!” sahut Yoona dan Hyoyeon bersamaan.

Dengan sikap cepat Yoona dan Hyoyeon memakai lagi sarung tangan mereka dan topi dari seragam mereka lagi. Dan sebelum orang tadi menegurnya lagi, maka dengan cepat Hyoyeon dan Yoona keluar dari tempat istirahat dan kembali bekerja melayani pengendara yang ingin mengisikan bahan bakar minyak pada kendaraannya.

~**~

“APA…??!!” seru Siwon dan Eunhyuk terkejut secara bersamaan ditengah acara rapat bisnis keluarganya.

“Yang benar saja. kenapa kalian menyerahkan saham yang belum jadi itu kepada kami? Belum ada pemasukan belum jadi sebuah bangunan yang bernama Hotel and resort! Gila ini Gila!!” protes Eunhyuk pada keputusan yang baru saja di umumkan. Ini terkait dirinya dan Siwon.

Siwon menggeleng-gelengkan kepalanya seperti sulit mempercayainya. “Sebuah Hotel dan Resort dipinggir kota Incheon yang baru saja selesai dibangun, lalu dengan seenaknya kalian menyerahkan kekuasaan itu pada kami? Kenapa?”

Jadi dalam rapat usaha keluarga kali ini telah memutuskan menyerah tugaskan Eunhyuk dan Siwon untuk mengurusi, membangun, menjalankan, menghidupkan dan mengsukseskan usaha Hotel dan resort Gidae Groups yang bercabang di Incheon yang baru saja tiga hari lalu selesai dibangun. Tentu saja sulit dipercaya dan sulit diterima bagi Eunhyuk dan juga Siwon dengan keputusan ini. Karena yang mereka harapkan adalah Kantor pusat mengurusi ucaha Hotel dan Resort serta depertement shopping center pusat yang terletak di Cheongdamdong yang sudah menghasilkan pemasukan sangat besar setiap bulannya. Tapi bayangan indah itu hancur seketika ketika mereka disuruh mengurusi usaha yang belum jadi apa-apa.

“Buat apa kami mendidik kalian bersekolah management tinggi-tinggi sampai  di universitas Harvad segala? Kalau kalian tidak menggunakan  ilmu management kalian dengan baik?” ucap Ayah Siwon. Ini untuk menjawab pertanyaan siwon tadi.

“Kami sengaja memberikan tugas ini kepada kalian agar kalian bisa menjadi pewaris yang kompeten! Pewaris yang bisa mengatur semua usaha yang sudah berjalan ini dengan sangat baik. kami sengaja memberikan kalian kesempatan untuk mengurus disana dari awal. Kami ingin melihatnya apakah kalian bisa atau tidak!” kini yang berbicara adalah Ayah Eunhyuk.

Eunhyuk berdiri dari kursinya. Lalu menatap menantang ayahnya sendiri. Ibunya yang duduk disampingnya memegangi tangan anaknya mungkin dia menyarankan agar anaknya lebih bersikap rasional dan sabar dalam masalah ini.

“Jadi selama ini Aboji tidak mempercayai kemapuanku sama sekali? Hingga Aboji harus mengetesnya dengan cara seperti ini!!” ucap Eunhyuk dengan emosi yang meluap-luap.

Ayah Eunhyuk menghembuskan nafas berat melihat tingkah anak pertamanya itu yang sangat keras kepala. “Kau pikir aboji tidak tahu bahwa hoby mu bersama Siwon setiap malam selalu ke bar dan membawa pulang wanita-wanita bar ke hotel?” tantang ayahnya.

Wajah Siwon dan Eunhyuk langsung berubah menjadi Shock luar biasa. Ternyata selama ini ada mata-mata keluarganya yang selalu mengikutinya dan melaporkan segala gerak-geriknya., keterlaluan.

“Dan kau Siwon,Eunhyuk! Sudah berapa banyak pegawai yang kau pecat seenakmu saja? tanpa menilai kompotitif kerja mereka. Kau memecat mereka karena kekesalanmu!” kini ayah Siwon yang berbicara pada anaknya.

Siwon menunduk. Kartu matinya sudah ada ditangan ayahnya. Sial!

“Jadi apakah itu kemampuan kalian dalam mengurusi usaha keluarga? Kalian pikir kami membangun usaha ini Gidae Groups ini hanya main-main?” tanya Ayah Siwon ditujukan untuk Eunhyuk juga siwon.

Seperti orang bodoh Eunhyuk dan siwon tidak mampu mengeluarkan jawaban apapun dari mulut mereka.

“Tidak ada kerja yang sempurna dari kalian yang kami dapatkan. Kami tidak mau Gidae Group yang sudah menjadi nafas keluarga kita selama lima belas tahun lalu hancur dalam waktu setahun ditangan kalian berdua!” tambah Ayah Eunhyuk.

Lagi-lagi Eunhyuk dan Siwon bungkam.

“Jadi sekarang apa kalian tetap pada jabatan kalian sekarang atau kalian bersedia mengurusi cabang di Incheon?” tanya Ayah Siwon dengan serius.

Siwon berdiri mengikuti Eunhyuk dengan kompak mereka  menjawab. “Kami siap menerima tantangan ini!”

“Kami akan buktikan dalam semester pertama Gidae Hotels and Resort di Incheon tersebut akan sukses juga!” tambah Siwon dia tidak mau harga dirinya dipermalukan oleh keluarganya sendiri.

“Dan jika kami berhasil maka ahli waris Gidae Groups menjadi milik kami!” tantang Eunhyuk.

“Kami setujuh! Tapi jika tidak berhasil, silakan kemasi pakaian kalian dan mulailah bersekolah bisnis dari awal lagi!” jawab Ayah Eunhyuk serius.

Siwon dan Eunhyuk menatap sebal dengan ayah-ayah mereka. Tanpa berbicara banyak lagi mereka melangkah keluar dari ruangan rapat. Muka mereka benar-benar sudah sangat lelah sekali. Dan sekarang mereka benar-benar dijatuhkan pada posisi yang tidak mudah untuk dijalani. Tapi karena masalah gengsi mereka maka mereka bersedia menyanggupinya.Mulai hari ini juga.mereka harus menyusun rencana dengan matang.

~***~

“Hyo..Hyo..Hyoyeon!!!” Teriak Yoona sambil berlari-lari dari kejauhan sambil membawa sebuah brosus ditangannya.

Hyoyeon yang sedang menarik keranjang ikan bersama Key seperti biasa kerjaan mereka setiap pagi. Akhirnya menghentikan langkahnya dan tersenyum menyambut panggilan Yoona.

“ada apa?” tanya Hyoyeon.

Yoona jadi engos-engosan. Nafasnya tersenggal-senggal dia mencoba mengatur nafasnya terlebih dahulu. “Hah.. ini.. ha.. ini kau lihat!” ucap Yoona terbata-bata lalu memberikan brosus yang tadi ia pegang.

Hyoyeon mengambil brosur yang disodorkan Yoona kepadanya. Hyoyeon mencoba membacanya. “Pelayan di Hotel Gidae Incheon?” tanya Hyoyeon begitu selesai membaca.

Yoona mendekatkan telinganya ke Hyoyeon. “Iya.. tapi bisa kau suruh key pulang deluan. Kita perlu bicara serius masalah ini.” Bisik Yoona.

Hyoyeon memanggut-manggutkan kepalanya. Lalu beralih menatap adiknya yang masih menunggu kapan urusan kakaknya dengan Yoona akan selesai.

“Key, bisa kau bantu nuna sebentar?”

“Ne?”

“Tolong bawakan keranjang ini kedalam rumah, ada urusan penting yang harus diselesaikan dengan Yoona.” Jelas Hyoyeon.

“Baiklah..Ya! Yoona nuna jangan lama-lama Hyoyeon nuna sangat sibuk!” ucap Key pada Yoona.

Yoona menyeringai mendengar ancaman Key. Dia mengancungkan kedua jempolnya. “Araseo!! Tenang saja!” jawab Yoona.

Key mendengus kecil tapi ia akhirnya membawa juga keranjang ikan kakaknya dan juga miliknya masuk kedalam rumah mereka yang tidak jauh dari tempat mereka berhenti.

“Kau darimana mendapatkan ini?” tanya Hyoyeon sudah penasaran.

“Dari Park Ajjussi.. diakan bekerja di Incheon sebagai supir furniture kantor, kebetulan dua hari yang lalu dia mendapatkan brosur ini, tempat ini memang baru akan dimulai jadi mereka membutuhkan banyak  pegawai. Katanya kalau kita mau dia mau mengantarkan kita ke Incheon besok siang. Sekarang dia ada dirumahnya besok dia harus balik ke Incheon.” Jelas Yoona panjang lebar.

Hyoyeon mengerutkan bibirnya. “Kenapa mendadak sekali? Aku bagaimana harus bilang ke ayah dan ibu ku?”

Yoona ikut-ikutan mengerutkan bibirnya juga. “Kau benar Hyo.. bagaimana kita harus bilangnya ya? Mereka akan mengizinkan atau tidak ya?” pikir Yoona lagi.

Hyoyeon hanya mengangkat bahunya saja. entahlah.

“Pokoknya malam ini kita harus mendapatkan izin dari orangtua kita! Kita harus merayu mereka dan meyakinkan mereka kalau kita akan mendapat uang banyak dan hidup sukses!” seru Yoona berapi-api.

Hyoyeon menimbang-nimbang ucapan Yoona akhirnya. “Aku setuju!”

“Kita harus mengejar impian kita merubah nasib kita!!” seru Yoona sambil mengangkat tangan tinggi-tinggi.

Hyoyeon ikut mengangkat tangan tinggi-tinggi juga. “Incheon!!! Im coming!!!Fighthing!!” teriak Hyoyeon mengudara.

Lalu mereka tertawa bersama.

~***~

“Kau yakin sudah menyebar luasakan brosus lowongan kerja itu?” tanya Siwon terlihat Sirius pada pegawainya.

“Iya paka semua brosur sudah kami sebarkan secara merata sejak tiga hari lalu.”

“Kapan walk interview akan dilaksanakan?” tanya Siwon lagi.

“Besok pak. Dari jam delapan pagi sampai jam tiga sore.”

“Semuanya sudah beres sejauh ini?”

“Sudah pak..”

“Tolonglah walau hanya memilih pelayan restoran dan hotel, pilihlan yang cantik, tampan,professional, dan punya pengalaman dibidangnya. Karena kita mengaji mereka dengan jumlah yang tidak sedikit dan ini bukan pekerjaan main-main.” Ucap Siwon mengingatkan pegawainya dibidang HRD itu.

“Iya pak siap.” Jawab pegawainya.

Siwon meninggalkan pegawainya itu dia mulai berkeliling seluruh hotel memperhatikan para pekerja yang sedang menata letak barang-barang pada hotelnya yang akan melaksanakan grand opening lima hari lagi. Siwon bersikap sangat sibuk sekali, melihat, mengamati, mencatat serta mengontrol semua yang dilakukan pekerja piñata design interior hotel.

“Tidak-tidak!! Jangan diletakan disitu, aku ingin seluruh tata ruang makan VIP terlihat sangat berkelas.” Komentar Eunhyuk dengan sikap tidak sabar pada dua orang pekerja yang tadi ingin menempelkan sebuah lukisan pemandangan badara Incheon  di sudut Restoran Hotel Gidae.

“Baik.. pak!” jawab pesuruh itu dan langsung pergi membawa lukisan berukuran besar itu ketengah ruangan sesuai intruksi Eunhyuk.

“Untuk apa aku membayar kalian semua dengan mahal kalau selera kalian kampungan sekali.” Cemo’oh Eunhyuk tidak peduli dengan pekerja yang sudah merasa lelah fisik dan juga lelah hati karena mendengarkan ocehan-ocehan Eunhyuk.

“Aku ingin malam ini semuanya dapat selesai! Dan cek lagi kaki kursi dan meja pastikan semuanya baik. ouh, iya kolam renang tolong dibersihkan lagi!!” teriak Eunhyuk menyuruh siapa saja yang ada disekitarnya.

Eunhyuk menarik bangku yang ada dipinggir pintu, ia duduk disitu membuka buku catatatannya mencatat semua persiapan yang ada dibagian resto dan sport area. Eunhyuk mencatat semua persiapan dengan baik di dalam buku agendanya dan mencatatat rencana yang ia ingin kan juga disitu,

~***~

“Jadi ini tempatnya?” tanya Yoona begitu ia dan Hyoyeon dituruni di depan sebuah bangunan super megah dan mewah oleh Ajjussi park yang membawa mereka dengan mobil box.

Hyoyeon masih sibuk mengemulihkan kesadaranya kerena mereka telah menghabiskan waktu berjam-jam di kapal laut dari Busan menuju Incheon, belum lagi harus naik mobil box Ajjussi Park berdempit-dempitan didepan dengan tas besar bawaan mereka.

“Kenapa masih sepi ya Ajjussi?” tanya Yoona heran.

“Iya masih Sepi hanya ada pekerja dekorasi saja didalam lagian ini juga sudah jam delapan malam, mungkin pekerjannya sudah pulang. Besok baru ramai karena ada walk interview, kalian jangan sampai ketinggalan.” Jawab Ajjussi park sambil membantu menurunkan tas bawaan Hyoyeon dan juga Yoona.

“Ouh.. begitu..” gumam Yoona.

“Sudah ya.. aku harus kembali ketempat kerjaku..” kata Ajjussi park tiba-tiba.

Yoona dan Hyoyeon kompak langsung menoleh ke Ajjussi park dengan wajah terkejut. “Ajjusi bilang apa? Mau balik ketempat kerja? Kenapa kami dan barang kami diturunkan disini?” tanya Hyoyeon heran.

“Iya aku hanya menawarkan kalian pekerjaan bukan mencarikan tempat tinggal disini, aku saja disini tidur di mobil box atau dikantor, tapi jika aku terus membawa kalian berdua, itu bisa membuat aku dipecat oleh bosku.” Jawab Ajjussi park nampak tak bertanggung jawab.

“Lalu malam ini kami tidur dimana ajjussi?” tanya Hyoyeon lagi, mukanya nampak ke khawatir.

Ajjussi park menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, iya juga ya Yoona dan Hyoyeon harus tidur dimana malam ini? Mereka tidak punya siapa-siapa yang mereka kenal di Incheon. Tapi jika ia mengajak Hyoyeon dan Yoona ketempat kerjanya urusannya bisa panjang.

“Maafkan Ajjussi Hyo-ah Yoon-ah..aku tidak tahu, heem. Mungkin kalian bisa tidur disana!” tunjuk Ajjussi park kesudut gedung seperti pos keamaan.

“Mwo??!” seru Yoona dan Hyoyeon terkejut dengan usul Ajjussi park.

“Sudahlah tidak apa-apa  itu hanya semalam, besok jika kalian diterima kerja kalian pasti punya tempat tinggal mereka akan menjamin hidup karyawannya.”

Yoona dan Hyoyeon tercenga, dia masih bingung.

“Sudah ya, aku masih ada pekerjaan.” Tanpa menunggu respon dari Yoona dan Hyoyeon yang masih belum sadar dari keterkejutannya, Ajjussi park berjalan masuk kedalam mobilnya dan menjalankan mobilnya meninggalkan Hyoyeon dan Yoona di depan Hotel dan Resosrt Gidae Group yang baru saja selesai dibangun.

30 menit setelah kepergian Ajjussi park.

“Kita benar-benar bodoh, kita tidak pernah berpikir akan begini jadinya.” Ucap Yoona pasrah.

“Kau benar, ah.. kalau Key sampai tahu aku tidur di depan gedung besar ini diudara dingin, pasti dia akan memaki-maki ku. Karena dia yang paling keberatan aku ke Incheon daripada orang tuaku.” Sahut Hyoyeon dengan pandangan menerawan kearah sepatu kets kesayangannya yang sudah lesuh dan sedikit rusak.

“Eomma ku juga..pasti dia sedih melihatku disini.” Keluh Yoona.

Angin malam dimusim gugur memang cukup dingin. Hyoyeon dan Yoona kini terdampar didalam pos keamaan yang tidak terlalu besar diluar gedung besar yang mungkin bisa saja menelan mereka berdua tiba-tiba.

“Kita tidak boleh mengeluh tidak boleh menyerah. Mana bisa kita mengubah nasib kita jika kita terus mengeluh!!” ucap Hyoyeon mendadak semangatnya kembali lagi.

Ia membuka tas renselnya mengeluarkan selimut tebal dari dalam sana. “Aku bawa selimut.. kita berbagi ini agar lebih hangat!” ujar Hyoyeon. Lalu ia mengelimuti dirinya dan Yoona yang duduk disampingnya.

“Kau benar.. kita tidak boleh menyerah!! Fighthing!!” seru Yoona mengangkat lengan kanannya.

“Ayoo kita tidur saja, besok pagi sekali kita harus siapkan diri untuk interview!!” ajak Hyoyeon, tanpa menunggu lagi ia memejamkan matanya dengan posisi bersandar pada dinding dan kakinya ditekuk.

Yoona tersenyum melihat semangat Hyoyeon. “Selamat tidur naega Chingu…” ucap Yoona pelan lalu ikut memejamkan matanya.

“Hei!!! Bangun!! Bangun!! Siapa kalian!!” Eunhyuk berteriak-teriak sambil menendangi kaki Hyoyeon yang posisi tidurnya ada di pinggir.

Hyoyeon yang sudah memasuki alam mimpi, jadi terpaksa menyadarkan dirinya karena ada sesuatu yang kasar menendangi kakinya. Tapi matanya masih sulit terbuka rasanya. Ia lelah sekali dan sangat mengantuk.

“Mereka tak juga bangun?” tanya Siwon terpaksa ikut menghampiri Eunhyuk yang nampaknya belum berhasil membangunkan dan mengusir orang yang tidur di pos keamanan.

Eunhyuk menggelengkan  kepalanya. Siwon menundukan kepalanya untuk melihat seperti apa gembel yang tidur di depan tempat usahanya. Tapi karena Hyoyeon dan Yoona menutupi wajahnya dengan pucung Hoodie yang mereka kenakan maka tak terlihat seperti apa diri mereka.

“Belum dimulai saja, kita sudah ada masalah dengan gembel yang memfaatkan lahan kosong gedung kami.” Keluh Eunhyuk.

“Aku sudah bilang seharusnya kita membawa beberapa orang keamanan dari kantor pusat untuk mengurusi keamanan dan keadaan disini.” Sahut Siwon. “Bangun kan saja lagi dan usir dia.” Saran Siwon.

Eunhyuk maju selangkah lagi dan sekali lagi ia menendang kaki Hyoyeon, kali ini lebih keras. Sehingga Hyoyeon langsung bangun dan menjerit kesakitan.

“Aaawwwhhh!!!”

Yoona yang kaget mendengar suara Hyoyeon jadi ikutan terbangun dari tidurnya.

Hyoyeon mengangkat selimutnya. Mengecek keadaan kakinya yang tiba-tiba saja terasa sakit. Dengan masih merintih kesakitan ia memegangi kakinya.

“Apa kalian pikir ini tempat penginapan gratis?” ucap Eunhyuk tambah mengejutkan Hyoyeon dan Yoona.

Secara kompak Hyoyeon dan Yoona menoleh ke kiri untuk melihat si sumber suara tersebut. Hyoyeon membuka pucung yang menutupi kepalanya, ia mendongakan kepalanya dan menatap Eunhyuk dengan tatapan polosnya.

Eunhyuk tertegun ketika mengetahui ternyata orang itu adalah wanita. Wanita cantik dengan wajah baru bangun tidur dan tanpa make-up. Siwon juga begitu ia terkejut ketika melihat ternyata Hyoyeon orang yang sejak tadi di tendang Eunhyuk adalah wanita, berarti disebelah Hyoyeon juga wanita? Pikir Siwon penasaran.

“Kenapa? Ada apa?” tanya Hyoyeon bingung.

Yoona melongokan kepalanya lalu ikut menatap kedua lelaki yang memakai jas rapi berdiri dihadapan mereka. “Siapa mereka? “ bisik Yoona pada Hyoyeoen, tapi Hyoyeon hanya mengakat bahunya. Ia juga tidak tahu.

“Seharusnya kami yang bertanya kalian siapa dan kenapa ada disini?” ucap Eunhyuk.

“ini bukan tempat untuk gembel, kalian tidak tahu kalau ini adalah milik Gidae Groups? Kalian bisa dimasukan penjara karena sudah tidur disini tanpa izin dan menggangu keamanan Kantor kami, kalian bisa dikira penguntit.” Tambah Siwon menjelaskan.

Wajah Yoona dan Hyoyeon langsung berubah cemas. Apa kantor polisi? Tidak mungkin, mereka hanya tidur sebentar karena sangat lelah,masa sampai sepanjang itu masalahnnya? Yooan dan Hyoyeon jadi benar-benar takut mendengarnya.

“Bangunlah! Dan pergi! Sebelum kami memanggil polisi untuk mengusir kalian!” perintah Eunhyuk dengan kasar.

Hyoyeon memicingkan matanya. Kenapa ia jadi begitu kesal dengan lelaki dihadapannya ini. Hyoyeon punya ide, ia bangun dengan susah payah karena kakinya masih sakit. Ia berdiri dihadapan Eunhyuk. Berdiri menantang Eunhyuk. Ini gawat!

“kami bukan gembel kenapa harus kepolisi segala? Sedangkan kau sudah menedang kakiku! Ini sakit sekali!! Aku bisa balik menuntut kalian!” ucap Hyoyeon dengan tegas tepat dimuka Eunhyuk.

Eunhyuk lagi-lagi dibuat tertegun, berani sekali ternyata wanita ini, bicara seperti itu kepadanya. Apa dia tidak tahu siapa eunhyuk? Dia akan menemukan kesengsaraannya, jika terus berani melawan Eunhyuk!

“Kau bilang ingin menuntut balik aku? Gila! Wanita jalang seperti kalian? Bisa apa?” balas Eunhyuk dengan ucapan yang sangat meremehkan. Apalagi saat ia melihat sepatu yang dipakai Hyoyeon. Itu secara menunjukan pada Eunhyuk siapa Hyoyeon.

Hyoyeon mencekal tangannya, dengan sekali hentakan tanpa sadar bogem mentah dari tangan Hyoyeon melayang ke hidung Eunhyuk. Enak saja dia dibilang wanita jalang. Dasar pria bajingan!

Eunhyuk terhuyung-huyung menerima pukulan mendadak dari Hyoyeon. Yoona dan Siwon hanya bisa tercenga melihat adegan yang sangat cepat itu. tapi ada sesuatu yang mengelitik juga yang membuat mereka ingin ketawa, bagaimana bisa Hyoyeon memukul Eunhyuk?

Dada Hyoyeon naik turun, dia benar-benar emosi dengan pria didepannya ini. Selain pria ini sudah membangunkan tidurnya, menendang kakinya, juga mengatai-ngatai dia gembel dan Wanita jalang. Jadi Hyoyeon benar-benar tidak bisa terima. Jangan anggap remeh dirinya. Apakah pria ini tidak tahu kalau dirinya jago brantem melawan preman-preman pasar?

Eunhyuk memegangi hidungnya yang terasa panas dan perih. Ia melihat tangannya ternyata ada setetes darah keluar dari hidungnya. Sama seperti Hyoyeon emosinya langsung meluap. Dan tidak bisa terima dirinya diperlakukan seperti itu. enak saja!

“Kyaa!!!”teriak Eunhyuk lalu mengangkat tangannya ingin balas memukul Hyoyeon. Dengan cepat Yoona memeluk Hyoyeon. Dan Siwon menahan tangan Eunhyuk.

“Lepaskan tanganku! Wanita ini sudah keterlaluan, dia harus menerima balasannya.” Ucap Eunhyuk berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Siwon yang sangat kencang.

“Jangan.. jangan.. nanti urusannya bisa panjang. Sebentar lagi kita akan mengadakan grand opening. Jangan hanya karena masalah ini kita malah dicap yang buruk.” Siwon berusaha menenangkan eunhyuk mendinginkan pikiran dan perasaan Eunhyuk yang panas.

Siwon menatap kasian dengan dua wanita dihadapannya itu. terutama dengan wanita yang tadi bergerak cepat melindungi wanita yang akan dipukul Eunhyuk, bagaimana ia bisa merelakan dirinya untuk melindungi temannya?Siwon tidak mengerti apa yang ada dipikiran wanita itu. Saat berlari memeluk Hyoyeon pucung hoodie Yoona terbuka, lalu rambutnya yang panjang dan tergerai indah berterbangan tertiup angin. Saat itu Siwon tahu dan melihat bahwa wanita itu mempunyai paras yang cantik diwajahnya.

“Aku sudah tidak butuh alasan kalian kenapa berada disini, yang aku butuhkan pergilan sekarang. Kalian bisa pergi mendcari penginapan murah disekitar sini.” Ucap Siwon lebih tenang.

Yoona memutar kepalanya memandang Siwon yang berbicara seperti ini. Yoona tertegun melihat wajah tampan Siwon. Kenapa pria itu terlihat sangat menarik sekali? Kenapa pria itu terlihat lebih bersinar dari pada bintang-bintang dilangit. Tanpa sadar Yoona mengeluarkan senyumnya.

“Iya.. kami akan pergi… maaf, telah membuat sedikit kekacauan.” Ucap Yoona terdengar sangat penurut.

Siwon balas tersenyum, melihat wanita itu tersenyum dengan lembut dan berbicara dengan lembut Juga.

Dengan perasaan masih kesal Hyoyeon melipat selimutnya lalu dimasukkan ke ransel super besarnya dan memakai tasnya.

“Aku harap tidak pernah bertemu orang seperti mu lagi!!” cetus Hyoyeon sebelum ia pergi meninggalkan Eunhyuk dan Siwon.

Eunhyuk yang mendengarnya langsung terpancing lagi. “AKu juga berhadap seperti itu! jika sampai bertemu lagi sediakanlah nyawa yang banyak!!” teriak Eunhyuk sampai urat dilehernya terlihat jelas. Agar Hyoyeon yang sudah berjalan sama Yoona mendengarnya.

Siwon malah tersenyum senyum tidak jelas melihat punggung Yoona dari belakang. “Senyum yang manis, lembut dan hangat.” Ucap Siwon pelan tanpa sadar.

“Apa kau bicara?” tanya Eunhyuk setengah berteriak.

“Tidak bukan apa-apa, lupakan saja.”jawab Siwon langsung menyembunyikan senyumannya itu.

“Dasar wanita sial!!” pekik Eunhyuk lagi memaki.

“Sudahlah lupakan. Hidungmu tuh masih berdarah.” Ledek Siwon. “ku pikir wanita tadi cukup tangguh, siapa yang menyangka kalau dia akan memukulmu sampai seperti ini? Kau belum pernahkan? Dia hebat.”

Eunhyuk mendengus kesal mendengarnya. “Apanya yang hebat, wanita preman seperti itu!” ngedumel Eunhyuk.

Siwon tak lagi menanggapinya. Ia memasukan tangannya kedalam saku celana yang ia pakai, lalu berjalan dengan tenang masuk kedalam gedung lagi. Pekerjaannya memerikasa keadaan depan gedung sudah selesai. Dan sedikit membuat hatinya damai setelah beberapa hari ia capek fisik, pikiran dan hati karena harus berjuang mengurisi gedung ini. Karena senyum wanita tadi. Ah, siwon jadi menyesal, seharusnya ia menanyakan tadi siapa nama wanita itu? siapa tahu dilain waktu mereka dapat bertemu lagi.Entah keyakinan dari mana, tapi Siwon  yakin Yoona beda dari wanita-wanita yang pernah ia kencani dan menghabiskan malam bersamanya.

“Jadi sekarang kita mau tidur dimana? Ini baru jam sepuluh malam Yoona!” tanya Hyoyeon masih dengan sikap kesal dan bad mod.

Yoona menjetikan jarinya sebuah ide bagus muncul dikepala. Tidak jauh dari gedung hotel Gidae tepat tempat mereka berdiri sekarang ada sebuah petunjuk panah jalan yang menunjukan Jilbilbang, mereka bisa menginap semalaman disana.

Yoona memutar kepala Hyoyeon perlahan dengan tangannya. Lalu menunjukan arah panah itu, tujuannya 400meter untuk mencapai tempat itu. “Kita bisa tinggal disitu tanpa diusirkan?”

Hyoyeon tersenyum lalu memeluk Yoona. “Kau benar!! Ayo-ayo kita kesana.” Ajak Hyoyeon mendadak riang lagi dan menuntun tangan Yoona. Akhirnya mereka bisa tidur tenang untuk persiapan besok pagi.

Mereka berlari-lari dengan riang ditengah jalan malam yang gelap dan cukup sepih hanya ada beberapa mobil saja yang melintas. Seperti semangat mereka yang tak akan pernah lelah untuk merubah takdir hidup mereka. Masalah tadi? Lupakan saja. itu hanya sedikit rintangan untuk mereka.

~***~ To The Next Part 2/3 ~***~

122 comments on “FF – A RICH MAN (3S) Part.1/3

  1. Kerenn!! Haha, eunhyuk dipukul sm hyoyeon smpe” hidungnya berdarah, lagian sih udah tau hyo kaya preman pasar , masih aja dilawan.
    Cieelah, wonppa udah mulai tertarik nih sama yoona.

  2. Hhhahaha kesan pertama pertemuan eunhyuk dan hyoyeon udah ga enak..
    Tapi yoong dan siwon beda mereka terlihat lebih bisa menguasai diri…

Leave a reply to rahmi18 Cancel reply